Tradisi
surat-menyurat merupakan tradisi manusia modern pada abad ke-19 dan
ke-20. Dari surat-menyurat itulah, peradaban Eropa dirakit hingga
begitu hebatnya. Tradisi surat-menyurat menjadikan sebuah peradaban
maju menggapai spirit pengetahuan. Itulah yang telah dilakukan Kartini
untuk menunjukkan eksistensi kemodernannya. Kartini tak pernah
menulis buku, tetapi dia selalu berkorepondensi bersama para bangsawan
cerdik yang memberikan informasi dan pengetahuan yang besar terhadap
Kartini. Tak disangka, arsip surat-menyurat yang tersimpan itu
diterbitkan. Nama Kartini kemudian menjadi perbincangan besar yang
membuatnya sebagai tokoh perempuan yang dikagumi pada zamannya, bahkan
sampai sekarang.
Ketekunan
Kartini dalam surat-menyurat inilah yang mengantarkannya dikenal
banyak kalangan pejabat Belanda. Sebagai anak seorang Bupati Jepara,
Kartini tentu mendapat perhatian serius dari pejabat Belanda sehingga
surat-suratnya membuat Kartini juga harus terlibat dalam konspirasi
penjajah yang sedang mencari celah dalam menaklukkan Nusantara. Dari
sinilah, Kartini sebenarnya tidak sadar bahwa tradisi surat-menyuratnya
justru dimanfaatkan Belanda dalam rangka politik konspirasi. Inilah
yang coba diurai penulis buku bertajuk Kartini Mati Dibunuh: Membongkar Hubungan Kartini dan Freemason.
Sejak
kecil, Kartini sudah bergaul banyak dengan orang Eropa. Ini karena
sejak kecil, Kartini dimasukkan ke sekolah elite orang-orang Eropa,
Europese Lagere School (ELS) dari tahun 1885-1892. Pergaulan semasa
belia tentu tak banyak membekas, tetapi sosok Kartini sebagai anak
bupati mendapatkan perhatian dari Belanda. Makanya ketika sudah remaja,
Kartini kemudian dikenalkan dengan JH Abendanon (Direktur Departemen
Pendidikan, Agama, dan Kerajinan, Hindia Belanda) dan istrinya Ny
Abendanon Mandri (wanita berdarah Puerto Riko-Yahudi).
Ny
Abendanon sebenarnya yang berperan sangat krusial dalam korespondensi
dengan Kartini. Ny Abendanon ditugasi pemerintah Hindia Belanda untuk
mengawasi gerak-gerik Kartini. Otak di balik semua gerakan Hindia
Belanda ini adalah seorang orientalis bernama Snouck Hurgronje,
penasihat pemerintahan Hindia Belanda. Snouck dikenal sebagai orang
cerdas yang menyukseskan agenda penjajahan Belanda di Indonesia,
khususnya yang mengatur strategi kolonialisasi dalam menaklukkan umat
Islam. Bukan saja Ny Abendanon yang ditugaskan Snouck, melainkan juga
beberapa tokoh, antara lain Estella H Zeehandelar, perempuan yang sering
dipanggil Kartini dalam suratnya dengan nama Stella. Stella adalah
wanita Yahudi pejuang feminisme radikal yang bermukim di Amsterdam.
Selain sebagai pejuang feminirme, Estella juga aktif sebagai anggota
Social Democratische Arbeiders Partij (SDAP).
Tokoh
lain yang berhubungan dengan Kartini adalah HH Van Kol (orang yang
berwenang dalam urusan jajahan untuk Partai Sosial Demokrat di
Belanda), Conrad Theodore van Daventer (anggota Partai Radikal Demokrat
Belanda), KF Holle (seorang humanis), Tuan HH Van Kol, Ny Nellie Van
Kol, Ny MCE Ovink Soer, EC Abendanon (anak JH Abendanon), dan Dr N
Adriani (orang Jerman yang diduga kuat sebagai evangelis di Sulawesi
Utara). Kepada Kartini, Ny Van Kol banyak mengajarkan tentang Bibel,
sedangkan kepada Dr N Adriani, Kartini banyak mengkritik soal zending Kristen, meskipun dalam pandangan Kartini semua agama sama saja.
Hubungan
akrab ini memang diciptakan oleh Snouck untuk membentuk Kartini
sebagai sosok feminis yang akrab dengan pemikiran Barat. Kartini selalu
mendapatkan buku baru dari teman korespondensinya. Tak salah kemudian
kalau Kartini berpikir begitu progresif, melamp`ui kebudayaan
Jawanya. Bahkan, Kartini masuk dalam pola pemikiran teosofi yang
digerakkan kaum Yahudi dalam membangun jejaring konspirasi global.
Snouck menginginkan agar Kartini menjadi tokoh perempuan yang
tercerahkan lewat pemikiran Barat, bukan dari akar budayanya sendiri.
Dengan begitu, maka Belanda seolah berjasa dalam pembentukan nalar
anak bangsa. Ini wajar karena saat itu Belanda sedang menjalankan
program politik etis.
Jejaring
yang dibangun Snouck itulah jejaring Yahudi yang juga terlibat dalam
kelompok rahasia bernama Freemason; sebuah aliran misterius kaum
Yahudi yang memandang baik dan buruk dari nuraninya sendiri. Freemason
merupakan aliran misterius yang tidak bisa terlacak. Yang tahu adalah
para anggotanya sendiri. Dalam novel-novel karya Dan Brown dan Orhan
Pamuk, Freemason banyak dikupas sebagai gerakan misterius yang
mengguncang peradaban Barat. Freemason inilah yang merepotkan jejaring
global dalam membangun perdamaian karena anggota Freemason selalu
menebarkan virus misterius yang sulit dimengerti.
Pengaruh
konspirasi Yahudi terlihat jelas dalam surat-surat Kartini. Lihat
saja suratnya kepada EC Abendanon, 15 Agustus 1902, "Tuhan kami adalah
nurani, neraka dan surga kami adalah nurani. Dengan melakukan
kejahatan, nurani kamilah yang menghukum kami. Dengan melakukan
kebajikan, nurani kamilah yang memberi kurnia." Surat ini hampir sama
dengan surat Kartini kepada Ny Nellie Van Kol, 20 Agustus 1902,
"Kebaikan dan Tuhan adalah satu." Surat ini jelas mengindikasikan
Kartini masuk dalam jaringan pemikiran teosofi Freemason.
Dari
surat-surat inilah, apakah konspirasi Yahudi-Freemason juga menikam
Kartini pada usia mudanya sehingga ia meninggal sesaat setelah
melahirkan? Pertanyaan ini masih digantung oleh penulis sehingga
pembaca diajak mengembara mencari sendiri. Yang pasti, Snocuk memang
mengagendakan untuk "menjebak" perempuan bernama Kartini untuk
menenggelamkan tokoh perempuan Indonesia yang lain, seperti Cut Nyak
Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Dewi Sartika, dan Rohana Kudus.
Kartini sejatinya ingin bersama-sama kaum perempuan Indonesia berjuang
memberdayakan kaum hawa, tetapi Snouck tak ingin gemuruh gerakan
perempuan membuat Belanda panik dengan kekuasaannya.
Sumber: yasirmaster.blogspot.com