Hybrid routing

Hybrid routing
Hybrid routing adalah routing panggilan telepon di mana rencana penomoran dan tabel routing digunakan untuk mengizinkan colocation, dalam kode area yang sama, switch menggunakan skema routing deterministik dengan switch menggunakan skema routing non-deterministik, seperti pencarian banjir routing .

Routing Protocol adalah protocol yang digunakan dalam dynamic routing. Secara umum, dynamic routing protocol terbagi atas tiga kategori:
1. Distance Vector. Distance vector berarti bahwa routing protocol ini dalam menetapkan jalur terbaik (the best path) hanya melibatkan jumlah hop saja (hop count) untuk me-route paket data dari satu alamat network ke alamat network tujuan. Routing protocol ini tidak bisa menganalisis bandwidth. Yang tergolong kategori ini antara lain RIPv1, RIPv2, dan IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). Secara umum, yang tergolong dalam kategori ini adalah routing protocol klasik.
2. Link-state. Link-state merupakan routing protocol yang lebih modern dibanding distance vector. Routing protocol ini selain melibatkan hop count juga melibatkan kapasitas bandwidth jaringan, serta parameter-parameter lain dalam menentukan the best path-nya dalam aktivitas routing. Contohnya adalah Open Shortest Path First (OSPF).
3. Hybrid. Kategori ini hadir setelah Cisco System membuat routing protocol EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) yang merupakan pengembangan dari IGRP klasik yang bersifat open standar. EIGRP cisco ini bersifat proprietary, hanya akan berfungsi optimal jika seluruh device router yang digunakan bermerk cisco. Kategori ini diklaim memiliki kelebihan yang ada baik pada Distance Vector dan juga Link-State.
Hybrid Routing, sering disebut sebagai seimbang-hibrida routing, adalah kombinasi dari routing vektor-jarak, dimana bekerja dengan cara berbagi pengetahuan dari seluruh jaringan dengan tetangga dan link-state routing yang bekerja dengan memiliki router kirim setiap router pada jaringan tentang tetangga terdekatnya.

Hybrid Routing adalah klasifikasi ketiga algoritma routing. Hybrid menggunakan protokol routing vektor-jarak untuk metrik yang lebih akurat untuk menentukan jalur terbaik untuk jaringan tujuan, dan melaporkan informasi routing hanya bila terdapat perubahan dalam topologi jaringan. Hybrid routing memungkinkan konvergensi cepat namun memerlukan lebih sedikit pengolahan daya dan memori dibandingkan dengan link-state routing.

Sebuah contoh dari protokol routing adalah hibrida Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP), yang dikembangkan oleh Cisco

Tugas Jarkom 5

Subnetting VLSM


IP Address


IP Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32 bit (biary digit atau bilangan duaan) angka biner yang dibagi dalam 4 oket (byte) terdiri dari 8 bit. Setiap bit mempresentasikan bilangan desimal mulai dari 0 sampai 255.

Jenis-jenis IP Address terdiri dari :

1. IP Public

Public bit tertinggi range address bit network address
kelas A 0 0 – 127* 8
kelas B 10 128 – 191 16
kelas C 110 192 – 223 24
kelas D 1110 224 – 239 28

2. Privat

IP Privat ini dapat digunakan dengan bebas tetapi tidak dikenal pada jaringan internet global. Karena itu biasa dipergunakan pada jaringan tertutup yang tidak terhubung ke internet, misalnya jaringan komputer ATM.

10.0.0.0 – 10.255.255.255
172.16.0.0 – 172.31.255.255
192.168.0.0 – 192.168.255.255

Kesimpulan
1.0.0.0 – 126.0.0.0 : Kelas A.
127.0.0.0 : Loopback network.
128.0.0.0 – 191.255.0.0 : Kelas B.
192.0.0.0 – 223.255.255.0 : Kelas C.
224.0.0.0 = 240.0.0.0 : Class E, reserved.
3. Ipv6
terdiri dari 16 oktet, contoh :
A524:72D3:2C80:DD02:0029:EC7A:002B:EA73

Subneting

Seorang Network Administrator sering kali membutuhkan pembagian network dari suatu IP Address yang telah diberikan oleh Internet Service Provider (ISP). Dikerenakan persedian IP Address pada saat ini sangat terbatas akibat menjamurnya situs-situs di internet. Cara untuk membagi network ini disebut dengan subneting dan hasil dari subneting disebut subnetwork. Langkah-langkah subneting adalah sbb :

contoh 2:
Suatu perusahaan mendapatkan IP adress dari suatu ISP 160.100.0.0/16, perusahan tersebut mempunyai 30 departemen secara keseluruhan, dan ingin semua departemen dapat akses ke internet. Tentukan network tiap departemen ?

Solusi ;
1. Tentukan berada dikelas mana ip tersebut ? B
2. Berapa jumlah network yang dibutuhkan ?
dengan rumus 2n > network yang dibutuhkan
25 > 30
3. Ubah menjadi biner

network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000

4. Ambil bit host-portion sesuai dengan kebutuhkan network, sehingga

network-portion host-portion
10100000 01100100 _ _ _ _ _ 000 00000000
11111111 11111111 1 1 1 1 1 000 00000000

perhatikan oktet ketiga
_ _ _ _ _ 000
1 1 1 1 1 000

Cara 1
Dengan mengkombinasikan bit

00001 000 = 8
00010 000 = 16
00011 000 = 24
00100 000 = 32
00101 000 = 40
00110 000 = 48
……………
11111 000 = 248

Cara 2
Mengurangi subnet mask dgn bilangan 256

11111 000 = 248

256 – 248 = 8 maka subnetwork adalah kelipatan 8

No Depertemen Subnetwork (255.255.248.0)
1 Pertama 160.100.8.0
2 Kedua 160.100.16.0
3 Ketiga 160.100.24.0
4 Keempat 160.100.32.0
5 Kelima 160.100.40.0
6 Keenam 160.100.48.0
7 Ketujuh 160.100.56.0
.. ………….
30 Ketigapuluh 160.100.248.0
Maka

Network Broadcast Range-Hoat
160.100.8.0 160.100.15.255 160.100.8.1 – 160.100.15.254
160.100.16.0 160.100.23.255 160.100.16.1 – 160.100.23.254
160.100.24.0 160.100.31.255 160.100.24.1 – 160.100.31.254
160.100.32.0 160.100.39.255 160.100.32.1 – 160.100.39.254
160.100.40.0 160.100.47.255 160.100.40.1 – 160.100.47.254
160.100.48.0 160.100.55.255 160.100.48.1 – 160.100.55.254
160.100.56.0 160.100.63.255 160.100.56.1 – 160.100.63.254
160.100.64.0 160.100.71.255 160.100.64.1 – 160.100.71.254
160.100.72.0 160.100.79.255 160.100.72.1 – 160.100.79.254
…….. ………. ………….

160.100.248.0 160.100.255.255 160.100.248.1 – 160.100.255.254

VLSM

Variable Length Subnet Mask ( VLSM) bermakna mengalokasikan IP yang menujukan sumber daya ke subnets menurut kebutuhan individu mereka dibanding beberapa aturan umum network-wide. IP yang me-routing protokol yang didukung oleh Cisco, OSPF, IS-IS [yang] Rangkap, BGP-4, dan EIGRP medukungan “classless” atau VLSM rute.
Menurut Sejarah, EGP tergantung pada class alamat IP, dan benar-benar menukar angka-angka jaringan ( 8, 16, atau 24 bit) dibanding IP alamat ( 32 angka-angka bit); RIP dan IGRP menukar jaringan dan subnet angka-angka di 32 bit, pembedaan antara network number, subnet number, dan host number menjadi perihal konvensi dan tidak yang ditukar di routing protokol. Protokol akhir-akhir ini membawalah salah satu prefix length ( jumlah bit berdekatan dalam alamat) atau subnet mask dengan masing-masing alamat, menandakan porsi 32 bit yang sedang di-routing.
Suatu contoh sederhana dari suatu jaringan yang menggunakan variable length subnet mask ditemukan di rancangan Cisco. Ada beberapa switchl di dalam rancang bangunan, yang diatur FDDI dan Ethernet dan yang dinomori untuk mendukung 62 host pada masing-masing switch subnet; dalam keadaan yang sebenarnya, barangkali 15-30 host (printers, workstations, disk servers) secara fisik dipasang untuk masing-masing. Bagaimanapun, banyak insinyur juga mempunyai ISDN atau Frame Relay terhubung ke rumah, dan suatu subnet kecil di sana. Kantor pusat ini secara khas mempunyai sebuah router atau dua dan suatu X workstation atau terminal; mereka mungkin punya suatu PC atau Macintosh yang bekerja dengan baik. Sedemikian, mereka pada umumnya diatur untuk mendukung 6 host, dan beberapa diatur untuk 14. Hubungan titik ke titik tidak diberikan nomor.Penggunaan ” satu ukuran sesuai dengan semua” menujukan rencana, seperti ditemukan di RIP atau IGRP, setiap kantor pusat akan telah diatur untuk mendukung 62 host; penggunaan angka-angka pada hubungan antara titik lebih lanjut akan menjadi bengkak.Orang mengaturVariable Length Subnet Mask dengan mengatur router untuk menggunakan suatu protokol ( seperti OSPF atau EIGRP)yang mendukungan itu, dan mengatur subnet mask dari berbagai alat penghubung dalam ‘ alamat ip’ menghubungkan sub-command. Untuk menggunakan supernets, orang harus lebih lanjut mengaturlah penggunaan route kelas ip.
Contoh:
———–
diberikan Class C network 204.24.93.0/24, ingin di subnet dengan kebutuhan berdasarkan jumlah host: netA=14 hosts, netB=28 hosts, netC=2 hosts, netD=7 hosts, netE=28 hosts. Secara keseluruhan terlihat untuk melakukan hal tersebut di butuhkan 5 bit host(2^5-2=30 hosts) dan 27 bit net, sehingga:

netA (14 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 16 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts

dengan demikian terlihat adanya ip address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian ip public tersebut. Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. buat urutan berdasarkan penggunaan jumlah host terbanyak (14,28,2,7,28 menjadi 28,28,14,7,2).
2. tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host:
28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 –> menjadi 32 ip ( /27 )
14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 –> menjadi 16 ip ( /28 )
7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 –> menjadi 16 ip ( /28 )
2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 –> menjadi 4 ip ( /30 )
Sehingga blok subnet-nya menjadi:
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts

jadi intinya : terlihat adanya ip address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian ip public tersebut. Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM

Tugas Jarkom 3

Soal !

1. Jelaskan perbedaan antara swicth dengan hub?
2. Kenapa ketinggian satelit berbeda-beda, apa tujuannya?
3. Jelaskan prinsip kerja wireless sehingga data bisa dikirimkan?
4. Pada pengiriman lewat udara, route datanya menyebar. lalu bagaimana receiver
bisa mengenali datanya?
5. Kenapa pada fiber optik bandwidtnya lebih besar?

Jawab :
1. – Hub merupakan perangkat yang bekerja pada layer 1
- Switch merupakan perangkat yang bekerja pada layer 2
- Cara kerja Hub ini adalah dengan cara mengirimkan sinyal paket data ke seluruh port pada hub sehingga paket data tersebut diterima oleh seluruh computer yang berhubungan dengan hub tersebut kecuali computer yang mengirimkan.
- Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu port pada switch, maka pengiriman paket data tersebut tidak akan terlihat dan tidak terkirim ke setiap port lainnya sehingga masing-masing port mempunyai bandwidth yang penuh. Hal ini menyebabkan kecepatan pentransferan data lebih terjamin.
2. .Pada satelit memiliki ketinggian berbeda-beda dimana letak satelit yang paling tinggi memiliki cakupan nilai yang luas sedangkan yang paling rendah jelas memiliki cakupan luas yang sempit. Hal ini dapat di ilustrasikan seperti sinar senter ketika sinar senter dekat dengan lantai daerah yang terkena sinar luasnya kecil tapi ketika senter kita tarik semakin jauh dari lantai maka cakupan area yang terkena sinar lebih luas.
3. Pada system wireless mula-mula data yang akan dikirimkan dimodulasi dengan sinyal carier yang frekuensinya tinggi setelah dimodulasi sinyal dipancarkan dan disisi penerima sinyal tersebut di demodulasi dan didapatkan data yang diinginkan.
4. Pada kasus seperti ini sinyal yang pertama kali diterima dip roses kemudian bila ada sinyal yang lain masuk maka akan dibandingkan dengan sinyal yang sudah masuk sebelumnya jika hasilnya sama sinyal yang baru masuk akan dibuang tapi bila sinyal yang masuk tidak sama dengan sinyal sebelumnya maka sinyal akan diproses.
5. Antara kabel biasa dengan fiber optic bandwith fiber optic lebih besar karena bandwith erat hubungannya dengan kecepatan pengiriman dimana kecepatan cahaya lebih tinggi daripada kecepatan listrik yang mengalir untuk itulah kenapa bandwith fiber optik lebih besar.Karena kabel ini menggunakan serat optik yang dapat mengalirkan sinyal dalam bentuk berkas cahaya.Sehingga mampu mengirimkan sinyal dengan bandwidth yang lebih besar.

Perangkat-Perangkat yang Digunakan untuk Membangun Jaringan Internet Antar Kota
Perangkat Pendukung



Adapun perangkat-perangkat pendukung yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Access Point
Fungsi Access Point adalah sebagai Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel para client/tetangga anda, di access point inilah koneksi internet dari tempat anda dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin tinggi kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.
2. Antena (omni atau sectoral)
Untuk memperluas coverage area hingga beberapa Kilometer, diperlukan antena omni eksternal, meskipun ketika membeli access point sudah dilengkapi antena omni, namun belum cukup, karena hanya berkekuatan sekitar 3-5dB. Untuk memperluas area jangkauannya, di perlukan antena Omni eksternal, yang rata-rata berkekuatan 15dB. Antena Omni ini memiliki pancaran atau radiasi 360 derajat, jadi dapat menjangkau client dari arah mana saja.

3. Box Acsess point
Untuk melindungi access point dari hujan, maka diperlukan pelindung berbentuk kotak, bisa terbuat dari plastik atau plat besi, rata-rata kotak ini sudah dilengkapi dengan kunci pengaman, dan box ini harus diletakkan persis di bawah antena.

4. Kabel pigtail/kabel jumper
Kabel Pigtail atau kabel jumper diperlukan untuk menghubungkan antara antena omni dengan dengan access point. panjang maksimal yang diperlukan hanya 1 meter, selebih dari itu anda akan mengalami degradasi sinyal (loss dB) Pada kedua ujung kabel terdapat konektor dimana type konektor disesuaikan dengan konektor yang melekat pada access point.
5. POE (Power Over Ethernet)
Agar kabel listrik tidak perlu dinaikkan ke atas saat turn on access point maka diperlukan alat yang dinamakan POE, POE ini fungsinya mengalirkan listrik melalui kabel ethernet atau kabel UTP/STP, dengan alat ini maka anda perlu repot-repot lagi menarik kabel listrik dari bawah ke atas tower. Cara ini tentu akan lebih praktis dan hemat.

6. Kabel UTP /STP
Walaupun RT RW net merupakan jaringan wireless, namun peranan kabel juga diperlukan, kabel UTP/STP ini diperlukan untuk menghubungkan antara access point dengan jaringan kabel pada LAN lokal, jadi di bawah bisa ditancapkan ke komputer Gateway/Router atau ke Hub/Switch. Pilih kabel UTP/STP yang berkualitas guna meningkatkan kualitas arus listrik yang dilewatkan melalui POE.

7. Penangkal Petir (Lighting Arrester)
Sebagai pengaman dari petir maka diperlukan alat yang berfungsi untuk menyalurkan kelebihan beban listrik saat petir menyambar ke kabel pembumian (grounding), komponen ini dipasang pada kabel jumper antara perangkat access point dengan antena eksternal. Grounding untuk penangkal petir umumnya ditanam dengan batang tembaga hingga kedalaman beberapa meter sampai mencapai sumber air. Grounding yang kurang baik akan menyebabkan perangkat wireless tetap rentan terhadap serangan petir.

8. Tower
Guna mendapatkan jangkauan area coverage yang maksimal, antena omni eksternal perlu dinaikkan ke tempat yang tinggi agar client WLAN bisa menangkap sinyal radio dengan baik.

9. Proxy server
Proxy server digunakan untuk mengamnakan jaringan pad art rw net. Proxy server lebih banyak fungsi dari pada router yang memiliki fitur packet filtering karena memang proxy server beroperasi pada level yang lebih tinggi dan memiliki kontrol yang lebih menyeluruh terhadap akses jaringan. Proxy server di sini juga bertindak sebagai firewall.

10. UPS
UPS merupakan sistem penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus dijadikan sebagai benteng dari kegagalan daya serta kerusakan system dan hardware. UPS menggunakan baterai backup sebagai catuan daya alternatif

11. Repeater
adalah suatu alat untuk menguatkan kembali sinyal listrik yang lebah.setelah menempuh perjalanan yang mungkin jauh, sinyal listrik akan mengalami pelemahan atau penurunan kekuatan sinyal dikarenakan ada beberapa faktor alam seperti interferensi.maka untuk menguatkan kembali sinyal tersebut maka gunakanlah repeater jarak maksimal untuk repeater adalah 100 m.

12. Radio
Transmisi data juga dilakukan melalui frekwensi radio seperti yang digunalan pada jaringan perbankan, Travel, warnet. Peralatan ini masih dikuasai perusahaan penyedia layanan public (provider) seperti PT Lintas Artha, Indosat, Telkomsel. Fren. Untuk lingkup lebih kecil tersedia werless untuk pembuatan jaringan lokal tanpa kabel. Misalnya dengan Modem ADSL yang dilengkapi dengan werless router dapat digunakan untuk jaringngan lokal pada ruangan. Hanya saja kemampuan werles tidak dapat atau terganggu oleh partisi terutama partisi beton. sehingga tidak efektif digunakan untuk jaringgan lokal suatu perusahaan dimana client computer tersebar di dalam ruangan tertutup.

13. Getway
Gateway dilengkapi dengan lapisan 6 atau 7 yang mendukung susunan protokol OSI. Ia adalah metode penyambungan jaringan ke jaringan dan jaringan ke host yang paling canggih. Gateway dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan yang mempunyai arsitektur berbeda misalnya PC berdasarkan Novell dengan jaringan SNA atau Ethernet

Tugas Praktek Jarkom I

LEMBAR ANALISA
Praktikum Jaringan Komunikasi 1
Hari / Tgl Praktikum : Kamis, 11 Maret 2010
Nama : Rendra Andika Putra
NIM : 08 615 030
Semester / Kelas : IV / B
A. Percobaan mengunakan perintah ”ifconfig”
• Ketik Perintah : ifconfig eth0 172.16.0.9 netmask 255.255.0.0
• Ketik Perintah : sudo ifconfig eth0 172.16.0.9 netmask 255.255.0.0
• Ketik Perintah : ifconfig

B. Percobaan ”ping” pada masing-masing PC di jaringan
• Ketik Perintah : ping 172.16.0.9
Untuk melakukan “ping” pada IP yang berbeda, kembali harus dilakukan perintah ifconfig terlebih dahulu, kemudian dapat dilakukan kembali “ping” pada IP yang akan dituju. Jika tidak dilakukan, proses akan mengalami kesalahan.
• Ketik Perintah : ping 172.16.0.10

C. Percobaan merubah setting IP tersebut menjadi DHCP
• Ketik Perintah : sudo vim /etc/network/interfaces
• Tuliskan syntak sebagai berikut :
auto lo
iface lo inet loopback

auto eth0
iface eth0 inet dhcp
address 172.16.0.13 netmask 255.255.255.0

• tekan esc : w (untuk menyimpan/write)
• tekan esc : q (untuk keluar/quite)
• Ketik Perintah : sudo /etc/init.d/networking restart

D. Percobaan setting PC yang ada dengan list IP sbb :
•172.16.0.14/255.255.255.240
•172.16.0.16/255.255.255.240
•172.16.1.5/255.255.0.0
•172.16.5.1/255.255.0.0
•172.16.1.6/255.255.255.0
dan dilakukan ping ke semua IP diatas

• ifconfig eth0 172.16.0.14 netmask 255.255.255.240
ping 172.16.0.14
• ifconfig eth0 172.16.0.16 netmask 255.255.255.240
ping 172.16.0.16
• ifconfig eth0 172.16.1.5 netmask 255.255.0.0
ping 172.16.0.5
• ifconfig eth0 172.16.5.1 netmask 255.255.0.0
ping 172.16.5.1
• ifconfig eth0 172.16.1.6 netmask 255.255.255.0
ping 172.16.1.6

Tugas Jarkom 2

Nama : Rendra Andika Putra
NIM : 08615030
Kelas : IV B

Soal 2.7
1. Bagaimana aplikasi Word processing bisa berhubungan dengan OSI LAYER?
2. Jelaskan perbedaan antara OSI LAYER dan TCP/IP LAYER beserta gambarnya ?
3. Jelaskan implementasi OSI LAYER pada proses pengiriman E-mail!
4. Bagaimana proses komunikasi antar komputer pada OSI LAYER beserta gambarnya!
5. Jelaskan perbedaan component network pada layer 2 dan layer 4!
Jawab
1. Aplikasi Word Processing digunakan untuk pengolahan text sehingga program ini tidak berhubungan dengan OSI LAYER . Tetapi apabila program tersebut ditambahkan fungsi jaringan misal pengiriman email, maka aplikasi layer akan berhubungan dengan OSI


2.



Dari gambar, dapat dilihat beberapa perbedaan OSI Layer dengan TCP/IP Layer yang dapat disimpulkan menjadi 5 buah perbedaan.
1. OSI layer memiliki 7 buah layer, dan TCP/IP hanya memiliki 4 Layer
2. Layer teratas pada OSI layer, yaitu application, presentation, dan session direpresentasikan kedalam 1 lapisan Layer TCP/IP, yaitu layer application.
3. Layer Network pada OSI Layer direpresentasikan sebagai Layer Internet pada TCP/IP Layer, namun fungsi keduanya masih tetap sama.
4. Layer Network Access pada TCP/IP menggabungkan fungsi dari Layer DataLink dan Physical pada OSI Layer, dengan kata lain, Layer Network Acces merupakan representasi dari kedua layer paling bawah dari OSI Layer, yaitu DataLink dan Physical.
5. TCP/IP layer merupakan “Protocol Spesific”, sedangkan OSI Layer adalah “Protocol Independen”



3. – Step 1 : Komputer mengkonversi sebuah pesan email menjadi karakter alphanumerik yang bisa digunakan untuk sistem internetworking. Inilah yang disebut DATA
- Step 2 : Data diubah menjadi segment pada layer transport di sistem internetwork. Fungsi dari layer Transport memastikan kedua host dapat berkomunikasi
- Step 3 : DATA kemudian dibentuk menjadi packet atau datagram , yang di dalamnya juga terdapat network header yang juga berisi source dan destination logical address
- Step 4 : Tiap device network ini menjadikan paket menjadi frame
- Step 5 : Frame diubah menjadi bentuk 1 an 0 untuk transmisi pada media


4. Proses komputer berinteraksi dengan OSI LAYER ada 2 fungsi umum, yaitu :
- Tiap layer memberikan pelayanan pada layer di atasnya sesuai dengan spesifikasi protokolnya
- Tiap layer megirimkan informasi komunikasi melalui software dan hardware yang sama antar komputer
-


5. Component network pada layer 2 :
- Bridge
- Switch
- ISDN Router
- Intelligent Hub
- NIC
- Advance Cable Tester

Component network pada layer 4 :
- Gateway
- Advance Cable Tester
- Router


PERANGKAT JARINGAN 10GBASE KABEL DAN SWITCH
Gigabit Ethernet pada sistem 10GBASE beroperasi dalam modus full-duplex saja, lebih dari media serat optik. Ada tujuh jenis media, yang dirancang untuk digunakan baik dalam wide area lokal atau jaringan. Hal ini memberikan sistem Ethernet 10 Gigabit dengan fleksibilitas yang diperlukan untuk beroperasi di jaringan area lokal (LAN), metropolitan area network (MAN), jaringan area regional (RAN) dan wide area network (WAN).


Standar 8P8C (sering disebut RJ45) konektor yang digunakan paling umum pada kabel CAT5, salah satu jenis kabel yang digunakan dalam jaringan Ethernet
 Standar : IEEE 802.3 (2002 dan seterusnya)
 Media fisik : Coaxial cable, twisted pair, serat optik
 Topologi jaringan : Point-to-point, bintang, bis
 Mayor varian 10BASE-T, 10BASE2, 10BASE5, 100BASE-TX, 100BASE-FX, 100BASE-T, 1000BASE-T, 1000BASE-SX
 Jarak : 100 meter (328 kaki) di atas twisted pair, lebih 100 Km dari serat optik
 Mode operasi : Differential (Balanced)
 Kecepatan bit maksimum : 3 Mbit / s hingga 100 Gbit / s
 Level tegangan : + / - 2.5V (lebih twisted pair)
 Tersedia sinyal : Tx +, Tx-, Rx +, Rx –
 Konektor jenis common : 8P8C, LC, SC, ST
 10 Gigabit Ethernet Standard 10 Gigabit Ethernet Standar
10 Gigabit spesifikasi yang terkandung dalam suplemen 802.3ae IEEE ke 802,3 standar. The introduction of the 802.3ae supplement provides a brief outline of the 10 Gigabit standard: Pengenalan suplemen 802.3ae memberikan gambaran singkat dari 10 Gigabit standar: "Suplemen ini untuk IEEE Std. 802,3 menyediakan dukungan untuk memperpanjang 802,3 MAC protokol dan spesifikasi untuk suatu operasi kecepatan 10 Gb / s. Beberapa Fisik Coding Sublayers dikenal sebagai 10GBASE-X, 10GBASE-R dan 10GBASE-W ditetapkan, serta sebagai bahan pendukung tambahan yang signifikan selama 10 Gigabit Media Independent Interface (XGMII), sebuah 10 Gigabit AUI (XAUI), sebuah 10 Gigabit Enam belas-Bit Interface (XSBI) dan manajemen. Lapisan fisik ditentukan termasuk 10GBASE-S, sebuah serial panjang gelombang 850nm pemancar yang menggunakan dua multimode serat; 10GBASE-L4, sebuah panjang gelombang 1310nm division multiplexing (WDM) pemancar yang menggunakan dua multi-mode atau modus single serat; 10GBASE-L, sebuah 1310nm serial panjang gelombang pemancar yang menggunakan dua modus tunggal serat dan 10GBASE-E, sebuah serial panjang gelombang 1550nm pemancar yang menggunakan dua modus tunggal serat. "
 10 Gigabit Ethernet Jargon 10 Gigabit Ethernet Jargon
10 Gigabit media yang menggunakan berbagai jenis huruf untuk menunjukkan panjang gelombang serat optik yang mereka gunakan serta jenis pengkodean sinyal digunakan. 10 Gigabit Ethernet jenis pengkodean sinyal mencakup "antarmuka WAN sublapisan" (WIS) yang memungkinkan peralatan Ethernet 10 Gigabit agar kompatibel dengan Synchronous Peralatan SONET biasanya digunakan untuk membawa komunikasi data jarak jauh, dan STS-format 192c menyediakan kapasitas payload 9,58464 Gbps. Subsistem yang WIS IFS memperluas kesenjangan yang diperlukan untuk membatasi data yang efektif dari sistem 10 Gigabit Ethernet ke kapasitas payload SONET STS-192c. Dalam 10GBASE-X jenis media, seorang "S" adalah singkatan untuk 850 nanometer (nm) serat optik panjang gelombang operasi, sebuah "L" adalah singkatan dari 1.310 nm, dan "E" adalah singkatan dari 1.550 nm. Huruf "X" 8B/10B menunjukkan sinyal encoding, sedangkan "R" menunjukkan 66b encoding dan "W" menunjukkan antarmuka yang merangkum WIS frame Ethernet untuk pengiriman melalui sebuah SONET STS-192c saluran.
 10 Gigabit Ethernet Media Types 10 Gigabit Ethernet Media Types
10GBASE-SR dan 10GBASE-SW tipe media dirancang untuk digunakan lebih dari panjang gelombang pendek (850 nm) multimode fiber (MMF). Tujuan desain jenis media ini adalah dari 2 meter hingga 300 meter dari jarak serat, tergantung pada jenis dan kualitas serat multimode. Jarak yang lebih jauh yang mungkin tergantung pada kualitas dari kabel fiber optik digunakan. 10GBASE-SR pada jenis media dirancang untuk digunakan lebih dari serat gelap, berarti kabel fiber optik yang tidak digunakan dan yang tidak terhubung ke perangkat lainnya. 10GBASE-SW pada jenis media yang dirancang untuk menghubungkan ke peralatan SONET, yang biasanya digunakan untuk menyediakan komunikasi data jarak jauh. 10GBASE-LR yang 10GBASE-LW dan jenis media yang dirancang untuk digunakan lebih dari panjang gelombang panjang (1310 nm) single-mode fiber (SMF). Tujuan desain jenis media ini adalah dari 2 meter sampai 10 kilometer (32.808 kaki) dari serat jarak, tergantung pada jenis dan kualitas kabel (jarak yang lebih jauh yang mungkin). 10GBASE-LR yang jenis media dirancang untuk digunakan lebih dari serat gelap, sementara 10GBASE-LW jenis media dirancang untuk menghubungkan ke peralatan SONET. 10GBASE-ER dan EW 10GBASE-jenis media dirancang untuk digunakan lebih ekstra panjang gelombang panjang (1550 nm) single-mode fiber (SMF). Tujuan desain jenis media ini adalah dari 2 meter sampai dengan 40 kilometer (131.233 kaki), tergantung pada jenis dan kualitas kabel (jarak yang lebih jauh yang mungkin). 10GBASE-ER pada jenis media dirancang untuk digunakan lebih dari serat gelap, sedangkan EW 10GBASE-jenis media dirancang untuk menghubungkan ke peralatan SONET. Akhirnya, ada 10GBASE-LX4 jenis media, yang menggunakan teknologi gelombang division multiplexing untuk mengirim sinyal lebih dari empat panjang gelombang cahaya mengangkut lebih dari satu pasang kabel serat optik. LX4 yang 10GBASE-sistem dirancang untuk beroperasi pada lebih dari 1.310 nm multi-mode atau single-mode serat gelapTujuan desain sistem media ini adalah dari 2 meter hingga 300 meter di atas serat multimode atau dari 2 meter hingga 10 kilometer lebih dari serat single-mode, dengan jarak yang lebih jauh mungkin tergantung pada jenis dan kualitas kabel.

1. 10GBase-SR
10GBASE-SR adalah biaya sangat rendah vertikal-rongga permukaan pemancar laser (VCSEL) berbasis interface serial gelombang pendek yang dirancang khusus untuk mengirim data melalui MMF helai bervariasi dari 26 meter sampai 300 meter. IEEE telah mengembangkan seperangkat standar, IEEE 802.3ae, yang memperluas operasi Ethernet kecepatan hingga 10 Gbps dan membuat ketentuan untuk menghubungkan Ethernet Local Area Network (LAN) untuk Metropolitan dan Wide Area Networks (Mans dan WAN). Standar baru ini menawarkan jalur upgrade yang mudah untuk Gigabit Ethernet tulang punggung, adalah serat optik ditentukan untuk media dan menggunakan operasi full duplex Itu menyediakan antarmuka optik singlemode serat pilihan untuk sampai jarak 40 kilometer dan serat multimode sampai jarak 300m.
2. 10GBase-LRM (Long Reach Multimode).
10GBASE-LRM adalah poised untuk menjadi solusi pilihan untuk meng-upgrade link 1-Gbps hingga 10 Gbps untuk mencapai hingga 220 meter di kampus dan membangun tulang punggung. Dalam proses produksi standar ini, IEEE LRM Task Force mengambil pendekatan statistik, pemodelan dan pengujian sejumlah serat untuk menentukan pemancar dan penerima parameter yang akan mengakibatkan kesalahan transmisi bebas lebih dari 99 persen dari 220-meter-serat panjang dikerahkan di lapangan.Pada November 2006, komite IEEE 802.3aq diselesaikan dan diterbitkan amandemen terhadap standar dan menciptakan 10GBASE-LRM. Sebagai perbandingan dengan cepat dua antarmuka lain, yang 10GBASE-LRM adalah sebuah interface serial longwave yang mencakup kompensasi dispersi elektronik (EDC) tersinggung penerima ditempatkan segera setelah penerima optik sub-perakitan (ROSA). Hal ini memungkinkan pemerataan adaptif dispersi modal masuk dan dengan demikian menghilangkan ketergantungan pada jenis serat. Modul 10GBASE-LRM dapat mengirimkan data lebih dari 220 meter pada setiap jenis MMF. Gigabit Ethernet antarmuka optik saat ini jenis yang dominan dalam jaringan perusahaan. Sebuah transisi sampai 10 Gigabit Ethernet adalah mulai terjadi sebagai bandwidth permintaan meningkat dan harga transceiver berkurang. Bagan dalam Gambar 1 menggambarkan saat ini dan perkiraan campuran Gigabit Ethernet dan 10 Gigabit Ethernet transceiver pengiriman. Permintaan dipromosikan oleh volume tinggi aplikasi seperti koneksi server data, kabel lemari backhaul, penyebaran cepat dari layanan video, dan ketersediaan teknologi hemat biaya seperti 10GBASE-LRM.


Gambar 1. Distribusi vs Gigabit Ethernet 10 Gigabit Ethernet Interfaces


3. 10GBase-LR
10GBase-L, seperti yang didefinisikan oleh IEEE 802.3ae, adalah untuk single mode fiber (SMF didasarkan pada G.652) dengan 1310 nm laser transceiver dengan bandwidth 10 Gbps. 10GBase-E allows optical signal transmission up to 10km. 10GBase-E memungkinkan transmisi sinyal optik hingga 10km. 10GBASE-LR yang jenis media dirancang untuk digunakan lebih dari serat gelap, sementara 10GBASE-LW jenis media dirancang untuk menghubungkan ke peralatan SONET.



4. 10GBase-ER
10GBASE-ER ( "extended range") menggunakan IEEE 802.3 Klausul 49 64B/66B Fisik Coding sublapisan (PCS) dan 1550 nm laserSerial ini memberikan data melalui serat mode tunggal pada tingkat garis 10,3125 Gbit / s. 10GBASE-ER memiliki jangkauan 40 km (25 mil).
5. 10GBase-LX4
10GBASE-LX4 adalah antarmuka paralel longwave dengan built-in panjang gelombang-division multiplexing (WDM) multiplekser dan demultiplexer filter dan satu set empat didistribusikan umpan balik (DFB) laser dan empat menerima PIN dioda. Hal ini memungkinkan transmisi tetap empat jenis gelombang secara bersamaan atas untai serat yang sama. Interface ini dirancang untuk mengirimkan data melalui hingga 300 meter pada serat multimode.



6. 10GBASE-R
Ada dua klasifikasi untuk serat optik single-mode (SMF) dan multi-mode (MMF). Dalam cahaya SMF mengikuti satu jalan melalui serat sementara di MMF diperlukan beberapa path yang mengakibatkan penundaan modus diferensial (DMD). SMF yang digunakan untuk komunikasi jarak jauh dan MMF digunakan untuk jarak kurang dari 300 m. SMF mempunyai inti yang lebih sempit (8,3 μm) yang memerlukan pengakhiran yang lebih tepat dan metode koneksi. MMF memiliki inti yang lebih luas (50 atau 62,5 μm) dan umumnya lebih murah dari SMF. Keuntungan dari MMF untuk jarak pendek adalah bahwa karena inti yang lebih luas dapat digerakkan oleh laser biaya lebih rendah dan konektor lebih murah dan lebih dapat diandalkan Kerugiannya adalah karena DMD hanya dapat bekerja jarak pendek. Untuk membedakan SMF dari MMF kabel, kabel SMF biasanya kuning, sementara MMF kabel oranye.
Baru pengkabelan terstruktur instalasi menggunakan MMF OM3 50 μm yang tidak memiliki cacat pusat. Kabel OM3 dapat membawa 10GBE 300 m dengan menggunakan biaya rendah 10GBASE-SR optik atau menggunakan 10GBASE-LX4 tanpa patch pengkondisian modus kabel. See ISO 11801 and multi mode fibre .
Instalasi lama menggunakan FDDI kelas 62,5 μm MMF yang memiliki cacat pusat dan lebih sulit untuk 10GBE modul optik untuk drive. Bagi-LX4 AC satu modus kabel diperlukan patch yang menambahkan biaya tambahan untuk instalasi.




 10GBASE-T SWITCH
10GBASE-T adalah dengan cepat muncul sebagai pilihan medium fisik selama 10 Gigabit Ethernet konektivitas, karena kemudahan penggunaan dan efektivitas biaya," kata Kamal Dalmia, Vice President pemasaran produk di Teranetics. "Bermitra dengan Fulcrum telah memungkinkan kami untuk menghasilkan solusi optimum desain referensi untuk OEM dan mempercepat adopsi basis-T."
FM4224 yang FocalPoint fitur 24 XAUI port, menggunakan performa tinggi, latency rendah switch Ethernet arsitektur yang meliputi fungsi Layer 3 komprehensif bersama dengan klasifikasi maju, kemacetan sistem manajemen dan kemampuan manajemen.
Switch ini berisi semua fitur yang diperlukan untuk mengaktifkan Ethernet sebagai satu-satunya, pusat data terkonvergensi kain, pengangkutan dan melestarikan antar-prosesor, penyimpanan dan jaringan lalu lintas.
TN2022 consumes only 5.7 watts per port and is the only dual-port 10GBASE-T PHY shipping in high volume today. TN2022 hanya mengkonsumsi 5,7 watt per port dan merupakan satu-satunya dual-port 10GBASE-T PHY pengiriman dalam volume tinggi hari ini.
Perangkat menilai fitur multi-kemampuan, yang memungkinkan auto-negosiasi dengan RJ-45 yang ada berjalan pada 1 port Gigabit atau 100 megabit per detik. Selain itu, kabel memberikan peningkatan kemampuan diagnostik pemantauan dan OEM yang membantu menurunkan biaya dukungan lapangan. Calabasas, Calif, Nov 11 - Fulcrum Microsystems dan Teranetics hari ini mengumumkan ketersediaan baru 10-Gigabit Ethernet switch yang kemasan 24 port ke dalam sebuah chassis 1U. Desain referensi baru ini, bernama Monte Carlo, menawarkan 20 10GBase-T port dan empat SFP + port, memberikan OEM jaringan-siap pasar solusi yang mengkombinasikan kinerja tinggi dengan kepadatan dan biaya-keuntungan dari 10GBase T atas infrastruktur tembaga standar.
Monte Carlo memanfaatkan kombinasi Fulcrum's ultra low-latency FocalPoint FM4224 10-Gigabit Ethernet switch Teranetics chip dengan 'dual-port, tiga-tingkat-T TN2022 10GBase perangkat lapisan fisik, yang memimpin industri dalam kepadatan dan latensi menawarkan empat sampai lima kali rendah daripada tembaga warisan Gigabit Ethernet solusi.
"Sebagai pusat data perusahaan terus meningkat permintaan bandwidth untuk aplikasi multimedia, Monte Carlo baru alamat platform kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan menawarkan metode yang efisien untuk bandwidth yang berjumlah lebih dari perusahaan yang ada infrastruktur pengkabelan," kata Gary Lee, direktur pemasaran produk Fulcrum Microsystems. "Kolaborasi kami dengan Teranetics telah menghasilkan desain referensi yang disesuaikan dengan pusat data dan infrastruktur perusahaan di mana perhatian utama adalah biaya bandwidth efektif."
"10GBASE-T adalah dengan cepat muncul sebagai pilihan medium fisik selama 10 Gigabit Ethernet konektivitas, karena kemudahan penggunaan dan efektivitas biaya," kata Kamal Dalmia, Vice President pemasaran produk di Teranetics. "Bermitra dengan Fulcrum telah memungkinkan kami untuk menghasilkan solusi optimum desain referensi untuk OEM dan mempercepat adopsi basis-T."
FM4224 yang FocalPoint fitur 24 XAUI port, menggunakan performa tinggi, latency rendah switch Ethernet arsitektur yang meliputi fungsi Layer 3 komprehensif bersama dengan klasifikasi maju, kemacetan sistem manajemen dan kemampuan manajemen. Switch ini berisi semua fitur yang diperlukan untuk mengaktifkan Ethernet sebagai satu-satunya, pusat data terkonvergensi kain, pengangkutan dan melestarikan antar-prosesor, penyimpanan dan jaringan lalu lintas.
Teranetics TN2022 adalah perusahaan generasi kedua PHY, yang didasarkan pada teknologi proses 65 nm. TN2022 hanya mengkonsumsi 5,7 watt per port dan merupakan satu-satunya dual-port 10GBASE-T PHY pengiriman dalam volume tinggi hari ini. Perangkat menilai fitur multi-kemampuan, yang memungkinkan auto-negosiasi dengan RJ-45 yang ada berjalan pada 1 port Gigabit atau 100 megabit per detikSelain itu, kabel memberikan peningkatan kemampuan diagnostik pemantauan dan OEM yang membantu menurunkan biaya dukungan lapangan. Monte Carlo platform yang tersedia sekarang untuk OEM di harga $ 900 per pelabuhan.

Tugas Jarkom 1

Nama : Rendra Andika Putra
NIM : 08615030
Kelas : IV B

Soal 1.6
1. Sebutkan protokol status dari jaringan internet !
2. Beri contoh arsitektur dari jaringan internet !
3. Internet protokol bisa memiliki salah satu dari state, sebutkan state yang dimaksud !
4. Bagaimana cara koneksi ke Internet !
5. Alamat IP berupa angka sulit disingkat, maka dibuat dalam bentuk DNS (Domain Name System). Jelaskan tentang DNS !

Jawab :
1.
- Required
- Recommended : sistem harus mengimplementasikan yang direkomendasikan
- Elective : sistem atau untuk mengimplementasikan protocol yang terpilih
- Limited use : Protocol ini tidak direkomendasikan untuk kebutuhan yang luas
- Not recommended : Protocol ini tidak direkomendasikan untuk kebutuhan yang luas
2.

3.
- Standard : standart IAB mengeluarkan ini sebagai protokol untuk internet dibagi menjadi dua , yaitu IP Protokol dan Network spesifik protokol.
- Draft Standard : Draft Standart IAB mempertimbangkan protokol ini sebagai protokol standar
- Proposed standard : ini adalah proposal protokol yang mungkin dipertimbangkan IAB menjadi standart
- Experimental : sistem tidak harus mengimplementasikan protokol eksperimental kecuali berpartisipasi pada experiment
- Informational : Protokol dikembangkan oleh standart organisasi atau vendor yang lain
- Historic : Protokol ini adalah protocol yang mungkin tidak akan menjadi internet lain.
4. Cara koneksi internet diantaranya adalah :
- Emulasi ke ISP (Internet Service Provider) berlangganan ke ISP
- Koneksi melalui Gateway koneksi ke Internet dengan menggunakan Gateway
- Koneksi Permanen (Leased) koneksi penuh
- Koneksi sementara dengan SLIP/PPP (Dial-up)
o Hubungan dengan telepon dan banyak digunakan user
o Biaya murah dan dapat memiliki semua fasilitas internet
5. DNS , yaitu :
- Format DNS : nama-komputer, sub-domain,top-domain
- Top-domain biasanya berupa kode negara : au(Australia). Id(Indonesia); tetapi kadang berupa kelompok organisasi seperti com(commercial), edu(Education), dsb
- Sub-Domain berupa kelompok organisasi , misal ac(academic),or (organisasi non profit),dsb
- Nama-komputer berupa nama komputer yang dimiliki organisasi, umumnya sama dengan nama organisasi
- Contoh : ipb.ac.id, ndsu.edu,yahoo.com



SEJARAH INTERNET
ARPANET
Pada tahun 1957 Dephan AS (DoD = Departement of Defense) membentuk ARPA (Advanced Research Projects Agency) sebagai tanggapan terhadap peluncuran Sputnik-nya Uni Sovyet. ARPA bertugas meningkatkan kemampuan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh militer. Sebenarnya ARPA tidak memiliki ahli ilmu pengetahuan ataupun laboratorium. Yang dimiliki hanya kantor dan budget kecil (bagi standar Pentagon) saja. ARPA menjalankan tugasnya dengan memberikan bantuan dan melakukan kontrak kerja dengan universitas-universitas dan perusahaan-perusahaan yang memiliki ide yang dianggap menjanjikan bagi operasinya.
Pada pertengahan tahun 1960-an, saat puncak Perang Dingin, DoD ingin memiliki komando dan pengendalian jaringan yang dapat mempertahankan diri bila terjadi perang nuklir. Jaringan telepon tradisional dianggap tidak aman. Karena bila satu jalur saja hilang, maka hal ini dapat mengakibatkan terhentinya semua percakapan yang menggunakan jaringan atau bahkan yang hanya menggunakan sebagian jaringan secara tiba-tiba. Untuk mengatasi masalah ini DoD mengubah arah risetnya, ARPA.
Bekerjasama dengan beberapa universitas, ARPA memutuskan bahwa jaringan yang diperlukan DoD adalah berbentuk packet-switching yang terdiri dari sebuah subnet dan komputer-komputer host. Pada Desember 1968, ARPA memberikan kontraknya kepada BBN, sebuah biro konsultan di Cambridge, Massachusetts untuk membangun jaringan tersebut dan membuat software-software pendukung.
Walaupun masih terdapat kekurangan pada masalah software, pada Desember 1969 berhasil diluncurkan sebuah jaringan eksperimen yang menghubungkan empat buah simpul yaitu UCLA, UCSB, SRI dan Utah University. Keempat simpul ini memang memiliki berbagai kontrak dengan ARPA, dan masing-masing simpul mempunyai komputer host yang benar-benar berbeda dan tidak bersesuaian satu dengan lainnya. Jaringan ARPANET ini segera berkembang dengan pesat meliputi seluruh wilayah AS dalam tiga tahun pertamanya.
Sebagai tambahan dalam membantu pertumbuhan ARPANET yang masih prematur ini, ARPA juga membiayai penelitian jaringan satelit dan jaringan radio paket yang mobile. Percobaan ini juga menunjukkan bahwa protokol-protokol ARPANET yang telah ada tidak sesuai untuk dioperasikan pada jaringan ganda. Pengamatan ini mendorong semakin banyaknya penelitian tentang protokol, yang berpuncak pada penemuan model dan protokol TCP/IP. TCP/IP secara spesifik dirancang untuk menangani komunikasi melalui internetwork, sesuatu yang menjadi semakin penting dengan semakin banyaknya jaringan dan LAN yang dihubungkan ke ARPANET.
Untuk mendorong pemakaian protokol-protokol baru tersebut, ARPA mengadakan beberapa kontrak dengan BBN dan Universitas California di Berkeley untuk mengintegrasikan protokol-protokol tersebut ke dalam Berkeley UNIX. Para peneliti di Berkeley menyusun sebuah program antarmuka (interface) ke jaringan (socket) yang memudahkan dan menulis beberapa program utilitas, aplikasi dan manajemen untuk membuat sistem jaringan lebih mudah dioperasikan.
Pada tahun 1983, ARPANET memiliki jaringan yang besar dan sudah dapat dianggap stabil dan sukses. Sampai pada keadaan ini, ARPA menyerahkan manajemen jaringan ke Defense Communication Agency (DCA) untuk menjalankan ARPANET sebagai jaringan operasional. Yang pertama dilakukan DCA adalah memisahkan bagian jaringan militer ke subnet tersendiri, MILNET, yang memiliki gateway-gateway yang sangat ketat membedakan antara MILNET dengan sisa subnet riset lainnya.
Selama tahun 1980-an, jaringan-jaringan tambahan, khususnya LAN, makin banyak yang dihubungkan ke ARPANET. Sejalan dengan bertambah luasnya jaringan, host-pun semakin mahal. Karena itu DNS (Domain Naming System) dibentuk untuk mengorganisasi mesin ke dalam domain-domain tertentu dan memetakan nama-nama host ke dalam alamat-alamat IP. Sejak itu, DNS menjadi sistem database yang tergeneralisasi dan terdistribusi untuk menyimpan berbagai informasi yang berhubungan dengan penamaan.
Pada tahun 1990, ARPANET telah tersusun oleh jaringan-jaringan yang baru, yang sebenarnya dilahirkan sendiri oleh ARPANET. Setelah itu ARPANET menghentikan operasinya dan dibongkar. Sampai saat ini, MILNET masih tetap beroperasi.
NSFNET
Pada akhir tahun 1970-an, NSF (National Science Foundation) melihat begitu besarnya dampak ARPANET bagi penelitian universitas. Namun hanya universitas yang memiliki kontrak penelitian dengan DoD yang dapat bergabung ke ARPANET. Kekurangan akses yang universal ini mendorong NSF untuk membangun sebuah jaringan maya, CSNET.
Pada tahun 1984 NSF mulai merancang jaringan backbone berkecepatan tinggi yang akan menghubungkan keenam pusat superkomputernya di San Diego, Boulder, Champaign, Pittsburgh, Ithaca dan Princeton. Jaringan ini diproyeksikan sebagai pengganti ARPANET dan akan dibuka untuk seluruh kelompok-kelompok riset universitas, laboratorium riset, perpustakaan dan musium untuk mengakses keenam superkomputernya itu dan berkomunikasi satu dengan lainnya. Jaringan ini juga terhubung dengan ARPANET.
Jaringan NSFNET segera meraih sukses dalam waktu yang relatif singkat dan sekaligus kelebihan beban. Selanjutnya NSF dengan segera membuat rencana jaringan penerusnya dan memberikan kontrak kepada konsorsium Michigan-based MERIT untuk melaksanakan rencana tersebut. Jaringan ini pun akhirnya kewalahan sehingga pada tahun 1990 jaringan ini segera ditingkatkan kemampuannya.
Seiring dengan perkembangan berkelanjutan, NSF menyadari bahwa pemerintah tidak dapat memberikan dana pengembangan jaringan untuk selamanya. Selain banyak organisasi komersial yang ingin bergabung ke dalam jaringan yang dibiayai NSF. Akibatnya, NSF meminta MERIT, MCI dan IBM untuk membentuk perusahaan nirlaba, ANS (Advanced Networks Services). Pada tahun 1990, ANS mengambil alih NSFNET dan meningkatkan kemampuan jaringan itu untuk membentuk ANSNET.
Pada tahun 1991, Wakil Presiden AS Al Gore, mengusulkan perluasan arsitektur NSFNET agar melibatkan sekolah K-12, community college (perguruan tinggi setempat), dan college dua-tahun lebih banyak lagi. Desember 1991, Kongres AS mengesahkan rancangan undang-undang NREN (National Research and Educational Network) yang dapat diakses oleh pelaku bisnis dengan mengizinkan mereka membeli sebagian dari jaringan untuk penggunaan komersial.
Pada tahun 1995, backbone NSFNET tidak diperlukan lagi untuk menginterkoneksikan jaringan-jaringan regional NSF. Hal ini disebabkan karena banyak perusahaan yang mengoperasikan jaringan IP komersial. Pada saat ANSNET dijual ke America Online pada tahun 1995, jaringan regional harus keluar dan harus memiliki layanan IP komersial untuk dapat saling terhubung.
Untuk mempermudah dan meyakinkan bahwa setiap jaringan regional dapat berkomunikasi dengan jaringan regional lainnya, NSF memberikan kontrak kerja kepada empat operator jaringan untuk membuat NAP (Network Access Point). Operator-operator tersebut adalah PacBell (San Francisco), Ameritech (Chicago), MFS (Washington D.C.) dan Sprint (New York City). Setiap operator jaringan yang ingin menyediakan layanan backbone kepada jaringan-jaringan regional NSF harus menghubungkan semua NAP tersebut. Selain NAP-NAP NSF, juga telah dibuat bermacam-macam NAP pemerintah (misalnya, FIX-E, FIX-W, MAE-East dan MAE-West) dan NAP-NAP komersial (misalnya CIX).
Negara-negara dan daerah lainnya juga membangun jaringan yang sebanding dengan NSFNET. Di Eropa misalnya, EuropaNet merupakan sebuah backbone IP untuk organisasi-organisasi riset dan EBONE merupakan jaringan yang lebih berorientasi komersial. Keduanya jaringan ini menghubungkan sejumlah kota di Eropa. Setiap negara di Eropa memiliki satu atau lebih jaringan nasional yang sebanding dengan jaringan regional NSF.
INTERNET
Setelah TCP/IP dinyatakan sebagai satu-satunya protokol resmi pada 1 januari 1983, jumlah jaringan, mesin dan pengguna yang terhubung ke ARPANET bertambah dengan pesatnya. Pada saat NSFNET dan ARPANET saling dihubungkan, pertumbuhannya menjadi eksponensial. Banyak jaringan regional yang bergabung dan hubungan-hubungan dibuat untuk membangun jaringan di Kanada, Eropa dan Pasifik.
Pada pertengahan tahun 1980-an, orang mulai memandang kumpulan jaringan-jaringan tersebut sebagai sebuah internet, dan kemudian disebut Internet. Pertumbuhan terus berlanjut secara eksponensial, dan pada tahun 1990 Internet telah tumbuh menjadi 3000 jaringan dan 200.000 komputer. Pada tahun 1992, host kesatu-juta telah terhubung ke jaringan. Pada tahun 1995, terdapat banyak backbone, ratusan jaringan tingkat menengah (regional), puluhan ribu LAN, jutaan host dan puluhan juta pengguna.
Faktor yang mempunyai andil besar dalam pertumbuhan yang cepat itu adalah penyambungan jaringan-jaringan yang telah ada ke Internet. Pada waktu yang lampau penyambungan tersebut meliputi SPAN (jaringan fisika luar angkasa NASA), HEPNET (jaringan fisika energi tinggi), BITNET (jaringan mainframe IBM), EARN (jaringan akademis Eropa), dan jaringan-jaringan lainnya. Sejumlah link trans atlantik juga terbentuk. Dengan perkembangan yang eksponensial ini, cara informal lama dalam mengoperasikan Internet tidak lagi dipakai. Pada bulan Januari 1992, Masyarakat Internet (Internet Society) terbentuk. Masyarakat Internet bertujuan untuk mempromosikan manfaat Internet.
Sampai awal tahun 1990-an, Internet banyak dipakai oleh para akademisi, pemerintah dan para peneliti industri. Sebuah aplikasi baru, WWW (World Wide Web) mengubah wajah Internet dan membantu jutaan pengguna baru, nonakademisi ke jaringan. Aplikasi ini, ditemukan oleh fisikawan CERN Tim Berners-Lee, tanpa mengubah fasilitas-fasilitas yang telah ada namun membuatnya menjadi lebih mudah digunakan. Bersama-sama dengan Mosaic viewer, yang dibuat oleh NCSA (National Center for Supercomputer Applications), WWW memungkinkan sebuah situs (site) untuk menyusun sejumlah halaman informasi yang berisi teks, gambar, suara dan bahkan video, dengan meletakkan link ke halaman-halaman lainnya. Dengan meng-klik sebuah link, pengguna akan segera dibawa ke halaman yang ditunjukkan oleh link tersebut.
Dalam setahun setelah Mosaic diluncurkan, jumlah server WWW berkembang dari 100 menjadi 7000. Pertumbuhan yang cepat ini terus berlangsung dengan pesat sampai sekarang.